Robby Patria*
Nama Ahmad Maruf Maulana populer di awal Maret. Pertama karena Ketua Kadin Kepri itu di akhir 2019 terpilih sebagai ketua Kadin Kepri secara aklamasi. Dan proses syarat pun dibuat panitia agak unik. Setiap peserta harus menyumbang Rp1 miliar kepada panitia agar bisa masuk pencalonan.
Sampai dengan akhir masa pendaftaran, hanya satu calon yang daftar yakni Maruf Maulana. Otomatis, dia terpilih sebagai ketua Kadin untuk periode kedua.
Setelah memenangkan kompetisi ketua Kadin Kepri, Maruf mengajak calon gubernur yang akan berkompetisi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kepri melalui penyampaian visi dan misi bidang ekonomi. Yang hadir dalam acara itu Soerya Respationo dan Ismeth Abdullah. Namun akhirnya Kadin Kepri menyatakan dukungan secara terbuka kepada Soerya karena dianggap mampu.
Memasuki akhir Februari 2020, nama Maruf disebut akan menjadi calon ketua Golkar Kepri. Dan uniknya, tanpa dinamika serius di Golkar, Maruf melaju seperti dia menaklukan pemilihan Ketua Kadin. Tanpa lawan.
Dengan bekal kemudahan dari Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Maruf mulus menjadi ketua umum walaupun tak pernah menjadi pengurus di Golkar Kepri. Tanpa riak. Semua berjalan sesuai skenarionya. Aklamasi.
Sepulang dari Ranai, adalah Ketua Golkar Batam Ruslan Ali Hasyim menyambut di Bandara Hang Nadim. Ruslan menyiapkan tim kompang dan juga tim tepung tawar. Memang tepung tawar biasanya yang memberikan adalah orang yang dituakan. Tapi kali ini perempuan.
Proses berlangsung bahagia. Saking gembira, Maruf secara spontan mengambil daun yang digunakan tepung tawar dan malah menepuk ke arah Ruslan dan satu perempuan. Inilah yang dianggap kontroversi. Tak pernah di Kepri dan proses tepung tawar yang biasa dilihat acara pernikahan melakukan hal yang dibuat Maruf.
Media sosial Facebook langsung ramai. Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri dan LAM Batam meminta keterangan kepada ketua Golkar itu. Dan mudah ditebak. Maruf mengakui tidak tahu soal tepung tawar. Ia dijadwalkan ke Tanjungpinang pada Sabtu kemarin.Namun mendadak sakit perut sehingga informasinya dirawat. Ketua Golkar Tanjungpinang Ade Angga menyampaikan permintaan maaf Maruf kepada LAM Kepri yang menunggu di Tanjungpinang.
Belajar dari kasus Maruf, LAM nampaknya harus lebih giat lagi melakukan sosialisasi soal tepung tawar. Padahal setiap Minggu ada yang menikah di Tanjungpinang dan jika keturunan Melayu selalu ada tepung tawar mulai dari warga pesisir model Tambelan hingga di pusat pemerintahan Tanjungpinang.
Artinya, bagi warga Melayu, tepung tawar itu mendoakan agar yang punya acara baik menikah, menerima gelar, ataupun acara istimewa lainnya, mereka didoakan mendapatkan kebaikan. Sungguh pengusaha sekelas Maruf yang juga sudah lama bermukim di Batam tak mafhum soal tepung tawar.
Tapi ya sudah lah. Maruf yang pernah menjadi tersangka kasus bom termos 2017 oleh Polda Kepri itu sudah minta maaf. Kasus hukum di Polda pun selesai juga ketika pengusaha importir plastik itu mengatakan bukan maksud mengejek anggota Polri di group WA.
Dan kemarin Maruf juga minta maaf soal tepung tawar di tengah masyarakat Kepri. Segenap jajaran LAM hingga kecamatan harus membumikan soal kebudayaan yang mulia itu agar menjadi pengetahuan bersama seluruh warga tempatan dan pendatang.
Untuk kasus Maruf, LAM pun memberi maaf kepada ketua Golkar itu. Apalagi Ketua LAM Datok Rajak memang sesepuh Golkar Kepri.
(* Mantan pengurus LAM Tanjungpinang)
Comment