by

Hasil Kerajinan Para Napi Dipamerkan di Pelabuhan SBP

TANJUNGPINANG – Berbagai jenis kerajinan tangan yang dihasilkan warga binaan dan permayarakatan di Rutan Tanjungpinang kini diperjualbelikan di galery stan Kemenkum HAM yang berada di ruang tunggu Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang.

Peresmian pembukaan galery cendera mata hasil kerajinan para narapidana ini dibuka oleh Kepala kantor Wilayah Kemenkum HAM Kepri Saffar Muhammad Godam, didampingi Wakil Walikota Tanjungpinang Endang Abdulah dan Kadis Koperasi dan UKM Provinsi Kepri Agusnawarman.

Selama ini ada berbagai jenis handycraf sebagai hasil kerajinan para Narapidana di Rutan Tanjungpinang. Mulai dari kotak tisu, makanan ringan, karangan bunga ulang tahun, hingga miniatur kapal layar. Bahkan, banyak juga berupa lukisan.

Menurut Saffar Muhammad Godam, stand galery handycraf warga binaan Rutan ini terwujud dari hasil kerjasama Kemenkum HAM dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kepri serta PT Pelindo Cabang Tanjungpinang.

Kakanwil meneken kerajama lokasi pameran hasil kerajinan tangan narapidana dengan kadis Koperasi dan UKM Provinsi Kepri.

Menurut Saffar Muhammad Godam, dengan adanya tempat pemasaran hasil karya para narapidana ini bisa memberikan citra positif terhadap lapas dan rutan yang selama ini dikenal sebagai lembaga yang mebelenggu kreativitas para narapidana.

“Rutan dan lapas juga berperan aktif dalam membagun karakter dan meningkatkan keterampilan narapidana. Sehingga, kemampuan itu menjai bekal baru saat mereka kembali ke masyarakat yang kelak bisa membantu mreka untuk menjadi wirausaha baru,” sebut Saffar Muhammad Godam.

Kara Saffar Muhammad Godam, stan itu juga akan menjadi pusat informasi Kemenkum HAM dalam memberikan layanan kepada masyarakat berupa layanan informasi keimigrasian, informasi pelayanan HUKUM dan HAM dan layanan komunikasi masyarakat.

Sementara itu Kepala Rutan Tanjungpinang, Eri Eriawan menyebutkan, ada berbagai jenis karya warga Binaan Rutan yang dipasarkan di stand galeri yang ada di pelabuhan Sri Bintanpura. Harganya juga bervariasi. “Ada yang dijual Rp5 ribuan, ada juga yang puluhan ribu bahkan ratusan ribu. Tergantung jenis dan kualitasnya,” kata Eri Eriawan yang ditemui usai pembuhaan stand Galeri handycraf narapidana. (*/arl)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.