by

Indonesia Ekspor 16,72 Ton Ikan Kerapu Asal Natuna ke Hongkong

NATUNA:- Memasuki era New Normal, aktifitas ekspor ikan kerapu hasil budidaya dari Kabupaten Kepulauan Natuna, Provinsi Kepri terus berlanjut.

Senin (1/6/2020) lalu, melalui jalur laut dari Pelabuhan Muat Sedanau Natuna, eksportir PT. Putri Ayu Jaya mengekspor ikan kerapu ke Hongkong sebanyak 16.72 ton dengan nilai USD 100.326.

Pengiriman ikan kerapu ini mendandakan kembalinya geliat ekspor yang sebelumnya lesu saat puncak wabah Covid-19 melanda Tiongkok selama triwulan I tahun 2020.

Bongkar muat ekspor dilakukan secara ketat dengan menerapkan protokol Covid-19 dan menggunakan dua kapal angkut berbendera Hongkong, MV. Cheung Kam Wah dan Cheng Wai Hing.

Melalui rilis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rabu (3/6/2020) pemilik PT. Putri Ayu Jaya, Eko Prihananto mengatakan ekspor ikan kerapu dari Natuna terus dilakukan secara berkala.

Karena menurutnya, market demand yang mulai normal telah memacu produksi ikan kerapu di sektor hulu. “Saya rasa ini sangat menggembirakan, dan kondisi ke depan saya prediksi aktivitas ekspor kerapu akan makin baik.  Kita sempat mengalami penurunan ekspor yang signifikan. Saya rasa ini momen proses produksi untuk kembali bangkit”, ujar Eko saat dikonfirmasi via pesan Whatsapp.

Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto optimis ekspor hasil produksi budidaya akan kembali bangkit. Memasuki era new normal ini  menunjukkan aktivitas ekonomi mulai bergerak. Menurutnya ini bisa terlihat dari trend permintaan market sudah mulai terbuka.

“Market mulai ada titik terang mulai kebuka. Mudah-mudahan di era new normal ini sumbatan rantai pasok bisa lancar, dengan demikian proses produksi di hulu akan kembali bergeliat”, ungkap Slamet

Ia juga memastikan bahwa demand untuk pasar ekspor akan naik, bahkan bisa jadi akan lebih tinggi dibanding sebelumnya. Pandemi Covid-19 menurut Slamet telah memberikan dampak negatif bagi suplai pangan, oleh karena itu saat mulai masuk new normal, diprediksi ada efek kejut terhadap permintaan khususnya untuk komoditas ekonomi tinggi seperti kerapu.

“Era new normal saya prediksi akan memberikan daya ungkit bagi permintaan ekspor. Tentu saat ini konsumen global sangat membutuhkan pangan termasuk ikan setelah sebelumnya suplai terganggu akibat penerapan lockdown di berbagai negara. Ini yang akan kita tangkap peluangnya. Kita genjot produksi komoditas unggulan ekspor seperti kerapu”, tegas Slamet.

Namun demikian, Slamet mengingatkan era new normal tentu akan merubah pola/perilaku konsumen. Salah satunya yakni, semakin ketatnya non tarif barrier akibat pergeseran pola konsumsi masyarakat global yang dipastikan akan memperketat pilihan produk berdasarkan kualitas dan jaminan keamanan pangan.

“Yang perlu diantisipasi yakni persyaratan non tarif barrier yang semakin rigit. Oleh karenanya, konsistensi dalam menjaga mutu dan jaminan keamanan pangan mutlak dilakukan. Sertifikasi proses budidaya (CBIB) termasuk penerapan protokol Covid-19 dalan proses produksi harus konsisten dilakukan”, pungkasnya.(kkp/ml)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.