JAKARTA:- Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menegaskan komitmennya dalam pengelolaan ruang laut Indonesia. Ia juga mengungkapkan sejumlah hal saat memimpin rapat pembahasan peta jalan pembangunan kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil (KP3K) tahun 2020 – 2024 bersama Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) di Gedung Mina Bahari IV, Jumat (27/3/2020).
Hal penting tersebut diantaranya penambahan luas kawasan konservasi perairan, penataan ruang laut dan zonasi pesisir, pengangkatan Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) sebagai aset bernilai, serta peningkatan produksi dan kualitas garam. “Segera tindaklanjuti peningkatan kualitas garam, kalau perlu belajar dari luar negeri seperti Jerman,” kata Menteri Edhy saat memberikan arahan tentang garam.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Aryo Hanggono memaparkan kebijakan Ditjen PRL tahun 2020 – 2024 terangkum dalam empat kebijakan. Pertama, perencanaan ruang laut yang partisipatif, serasi dan terkendali pemanfaatan ruangnya. Kedua, konservasi kawasan dan keanekaragaman hayati perairan yang efektif. Ketiga, pendayagunaan pesisir dan pulau-pulau kecil yang lestari, mandiri dan sejahtera dan keempat, penataan serta pemanfaatan jasa kelautan dalam rangka optimalisasi potensi ekonomi kelautan.
Aryo juga menyampaikan, untuk mendukung prioritas nasional dalam rangka penguatan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan KKP melalui Ditjen PRL sampai dengan Tahun 2019 berhasil menetapkan kawasan konservasi perairan seluas 23,14 juta ha, menyelesaikan penataan ruang laut dan zonasi pesisir sebanyak 24 Rencana Zonasi dan meningkatkan produksi garam sampai dengan 2,8 juta ton. “Untuk tahun 2024 Dirjen Pengelolaan Ruang Laut menargetkan Penetapan Kawasan Konservasi seluas 27,1 Juta ha, menetapkan 116 rencana zonasi dan meningkatkan produksi garam rakyat sampai 3,4 juta ton,” ungkap Aryo.
Aryo juga menambahkan untuk mendukung prioritas nasional dalam rangka membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim, selain penambahan luas kawasan konservasi, juga meningkatkan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil rusak yang dipulihkan dari 17 lokasi pada tahun 2019 menjadi 36 lokasi pada tahun 2024.
Program lain yang akan dikerjakan oleh Ditjen PRL sampai 2024 adalah perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati perairan sebanyak 20 jenis ikan, peningkatan nilai tukar petambak garam mencapai indeks 103,75, kawasan wisata bahari dan BMKT yang dikelola sebanyak 20 kawasan, jumlah jasa kelautan yang dikelola untuk pengembangan ekonomi, jumlah pulau-pulau kecil/terluar yang terbangun sarana prasarana dan dimanfaatkan sebanyak 22 pulau, jumlah masyarakat hukum adat, tradisional dan lokal di pesisir dan pulau-pulau kecil dan pulau-pulau kecil yang terfasilitasi dalam rangka penguatan dan perlindungan sebanyak 30 MHA dan tingkat kemandirian SKPT pada level 4.
Aryo menambahkan, “Target prioritas Ditjen PRL sampai 2024 adalah rehabilitasi 1.800 hektare kawasan mangrove, terbangunnya 33 unit dermaga apung, terbentuknya 4 kawasan pengembangan sentra kelautan perikanan terpadu (SKPT), sertipikasi hak atas tanah di 55 pulau-pulau kecil/terluar dan membentuk 105 Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (Kompak), Gerakan Cinta Laut (Gita Laut) dan membentuk 500 desa wisata bahari (Dewi Bahari) serta Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR) di 28 kabupaten/kota dengan total luas 3.600 hektar, diikuti dengan revitalisasi 479 unit Gudang Garam Rakyat dan sarana-prasarana sentra ekonomi garam”.(kkp/mus)
Comment