LINGGA:- Tahun 2020 mendatang, Pemkab Lingga berencana membangun kawasan tambak udang seluas 47 hektar.
Tambak yang sedianya dibangun 200 meter dari bibir pantai ini, memiliki konsep kawasan konservasi berbasis wisata mangrove.
Terdapat beberapa titik yang layak dibangun kawasan pertambakan udang yang telah dilakikan penelitian uji kelayakan dari Tim Peneliti Fakultas Perikanan (Faperika) Universitas Riau Pekanbaru.
Ketue Tim Peneliti Faperika Unri, Dr. Ir. Eddiwan. M.Sc mengatakan setelah dilakukan kajian yang mendalam, sejumlah titik di kawasan Lingga layak untum dijadikan kawasan tambak berbassis wisata mangrove.
“Masterplannya, FS dan DED nya sudah rampuang. Begitu juga dengan bisnis plan.
Dan sekarang sedang menyelesaikan dokumen lingkungan.”ungkap Eddiwan, Senin (29/7/2019).
Lebih rinci disampaikan Eddiwan, Konsep tambak udang ini, ketika beroperasi tentu memiliki limbah dari sisa makanan langsung dibuang ke bakau atau manggrove. Sisa makanan ini tentu jadi pupuk organik bakau. Dan jika bakau subur, akan jadi makanan udang dan kepiting.
Pada kesempatan itu, Ediwan juga memaparkan rencana Pemkab Lingga di akhir tahun ini terkait desa nelayan yang berbasis pembenihan ikan.
“Sedianya, akhir tahun ini Pemkab Lingga mwnjadikan 75 sebagai desa nelayan yang berbasis pembenihan ikan. Sehingga kedepan masyarakat tidak kesulitan mencari benih ikan,” timpalnya.
Pembangunan kawasan tambak ini adalah salah satu jawaban visi misi Bupati Lingga, H. Alias Wello si sektor pariwisata dan perikanan.
Salah seorang tokoh muda Kabupaten Lingga Mustazar mengakui pembangunan kawasan tambak udang berbasis wisata ini menjadi visi misi Alias Wello.
“Pembangunan kawasan ini merupakan salah satu yang termaktub dalam visi misi Bupati Lingga. Tentu tujuang untuk peningkatan perekonomian masyarakat Lingga umumnya, nelayan Lingga khususnya,” kata Mustazar saat dihubungi melalui saluran telepon.(ml)
Comment