BATAM:- Kiprah politik Wakil Walikota Tanjungpinang Rahma di pentas politik Tanjungpinang cukup fenomenal. Tercatat hingga kini telah empat kali mengenakan baju partai politik yang berbeda.
Rahma mengawali karir politiknya sebagai kader Partai Hanura (2009). Namun tidak berhasil duduk sebagai anggota DPRD Kota Tanjungpinang.
Kemudian Rahma pindah mengenakan jas Partai PDI-P. Dan mencalonkan sebagai Caleg Dapil Tanjungpinang Timur dan duduk sebagai anggota DPRD Kota Tanjungpinang 2014-2019.
Belum habis masa bhakti sebagai anggota DPRD Kota Tanjungpinang, Rahma mengundurkan diri dari kader PDI-P untuk maju mencalonkan diri sebagai Cawako Tanjungpinang pada Pilkada Tanjungpinang 2018 berpasangan dengan Syahrul. Pada kesempatan Pilkada ini, Rahma mengenakan jas kuning Partai Golkar.
Pasangan Syahrul dan Rahma akhirnya terpilih sebagai Wako dan Wakil Walikota Tanjungpinang periode 2018-2023.
Belum cukup masa jabatan sebagai Wakil Walikota Tanjungpinang dari kader Partai Golkar, Rahma kini menyeberang ke Partai NasDem. Rahma tercatat sebagai Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Pendidikan Politik DPW Partai NasDem Provinsi Kepri.
“Memang benar Rahma telah bergabung dengan Partai NasDem, “ujar Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Kevudayaan DPW Partai NasDem Kepri, Poltak Emerson T kepada mediamaritim.com, Ahad (23//2/2020).
Rahma dilantik bersama jajaran pengurus DPW Partai NasDem Kepri periode 2020-2025 di Batam Ahad (23/2/2020) oleh Ketua DPP Partai NasDem, Surya Paloh.
Surya Paloh melantik Walikota Batam Muhammad Rudi SE sebagai Ketua DPW Partai NasDem Kepri menggantikan Nurdin Basirun. Sementara Sekretaris dijabat Muhammad Kamaluddin.
Aksi Politik Rahma ini, menurut Pengamat Politik Robby Patria, pertama Rahma ingin memberikan kontribusi lebih terhadap proses pemerintahan Tanjungpinang. Dengan tetap di Golkar, Rahma tetap di bawah bayang bayang Angga sebagai ketua DPD Tanjungpinang.
Dengan jabatan Wakil Ketua Nasdem Kepri ujar Robby posisi Rahma bisa lebih nyaman dengan posisi NasDem Tanjungpinang. Sehingga dapat membantu kebijakan pemerintahan Tanjungpinang di DPRD.
“Tentu masuknya Rahma, maka NasDem akan berpihak kepada pemerintah Syahrul Rahma. Ditambah Golkar, PKS dan Nasdem, PKS, tentu akan lebih kuat di DPRD Tanjungpinang dalam menjaga ritme proses pemerintahan,”ujar Robby.
Aksi loncat partai sambung Robby bukan suatu yang aneh di Indonesia. Mulai dari pengurus pusat parpol di Indonesia juga pindah pindah partai. Banyak kader kader partai A yang pindah ke partai B, kemudian ternyata lebih sukses.
“Kecuali model politik di Amerika Serikat hanya dua partai besar yang menonjol yakni Demokrat dan Republik.Idiologi yang agak konservatif cendrung ke Partai Republik. Kalau model Indonesia dengan multi partai, apalagi kaderisasi tidak maksimal, maka loncat loncat partai tak bisa dicegah,” kata Robby Patria.(ml)
Comment